Senin, 26 Maret 2012

Taubat, Kewajiban Seumur Hidup..

الحمد لله والصلاة والسلام على محمد خاتم الأنبياء والمرسلين. أشهد أن لا إله إلا الله وأن محمدا عبده ورسوله الذي لا نبي بعده ,أم بعد,

 Allah Subhanahu wa Ta'ala dan Rasul-Nya shallallahu 'alayhi wa sallam memerintahkan kaum muslimin untuk bertaubat. Karena, taubat merupakan jalan kebahagiaan, jalan menuju Surga, pembersih hati, penghapus dosa, dan menjadi sebab keridhaan Allah Subhanahu wa Ta'ala.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman (yang artinya),
"Hai orang-orang yang beriman bertaubatlah kepada Allah dengan taubat nasuhaa (yang benar/ikhlas)...."
[Potongan QS. at-Tahrim: 8]

Juga firman AllahuTa'ala (yang artinya),
"....Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman agar kamu beruntung."
[Potongan QS. an-Nuur: 31]

Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam juga memerintahkan ummatnya untuk selalu bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Bahkan, belia mencontohkan kepada ummatnya bahwa beliau bertaubat sebanyak 100 kali dalam sehari.



Dari al-Agharr bin Yasar al Muzani, ia berkata, "Telah bersabda Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam, 'Hai sekalian manusia! Taubatlah kalian kepada Allah dan mintalah ampun kepada-Nya, karena sesungguhnya aku bertaubat kepada Allah sebanyak seratus kali dalam sehari."
[Hadits Shahih: diriwayatkan oleh Muslim (no. 2702 (42)/Syarh Muslim (XVII/24-25)), juga oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya (IV/211), Abu Dawud (no. 1515)]

Setiap anak Adam pasti pernah berbuat dosa, dan yang terbaik dari mereka adalah yang bertaubat kepada Allah 'Azza wa Jalla. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alayhi wa sallam, "Setiap anak Adam adalah bersalah dan sebaik-baik orang yang melakukan kesalahan adalah mereka bertaubat."
[Hadits Hasan: diriwayatkan oleh Imam At-Tirmidzi (no. 2499), Ibnu Majah (no. 2451), Ahmad (III/198), dari Anas, dan dihasankan oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih al-Jaami'ish Shaghiir (no. 4391)]

Begitu banyak dari kaum muslimin yang enggan untuk bertaubat karena memandang remeh perbuatan dosan dan maksiat. Padahal apabila kita mentadabburi Al-Quran dan As-Sunnah, maka kita akan mendapati begitu banyak kaum yang diadzab oleh Allah 'Azza wa Jalla dengan adzab yang pedih disebabkan disa dan maksiat yang mereka perbuat.

Bukankah dosa yang telah menyebabkan ummat Nabi Nuh 'alaihis salaam ditenggelamkan oleh air bah setinggi puncak gunung?

Bukankah dosa yang telah menyebabkan Allah mengirimkan angin puting beliung kepada kaum 'Aad hingga mayat-mayat mereka bertebaran di permukaan bumi seperti pangkal-pangkal pohon kurma yang lapuk?

Bukankah dosa yang menyebabkan Allah mengirimkan suara guntur yang menggelegar di kepala kaum Tsamud hingga jantung-jantung mereka putus dari pengikatnya, dan mereka semua binasa?

Bukankah dosa yang menyebabkan diangkatnya tana hunian kaum Nabi Luth 'alaihis salaam kemudian tanah tersebut dibalik beserta penghuninya, yang semula di atas menjadi di bawah, hingga mereka semua binasa. Lantas tanah yang telah terbalik tersebut dihujani oleh batu-batu dari langit?

Bukankah dosa yang menyebabkan dikirimnya awan adzab yang menggulung-gulung kepada kaum Nabi Syu'aib 'alaihis salaam, hingga saat tiba di atas kepala mereka, awan tersebut menurunkan hujan api yang menyala-nyala?

Bukankah dosa yang menyebabkan Fir'aun dan kaumnya ditenggelamkan di dasar lautan?

Bukankah dosa yang menyebabkan terbenamnya Qarun beserta harta, tempat tinggal, dan keluarganya?

Bukankah dosa yang membuat kaum Yaasiin -dari awal hingga akhirnya- dibinasakan melalui suara guntur yang menggelegar?

Dan bukankah dosa yang membinasakan generasi demi generasi yang datang setelah zamannya Nabi Nuh 'alaihis salaam, yakni dengan berbagai hukuman, hingga menghancurkan mereka dengan adzab yang dahsyat?


Seandainya engkau, wahai saudaraku, memperhatikan baik-baik kisah demi kisah kaum-kaum tersebut yang diadzab dengan adzab yang pedih, tentunya engkau akan menjauhi perbuatan dosa dan maksiat. Dan jangan sekali-kali engkau meremehkan perbuatan dosa dan maksiat.

Dan ketahuilah bahwa perbuatan dosa dan maksiat berpengaruh sangat buruk bagi diri kita, keluarga, harta, dan masyarakat. Oleh karena itu, segeralah bertaubat kepada Allah Ta'ala sebelum TERLAMBAT.



[Catatan ini dinukil dari Kitab "Taubat Kewajiban Seumur Hidup" karya Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas, halaman 18-22.]

Selesai diketik pada Kamis, 8 Maret 2012 pada pukul 11.35WIB
di Jakarta.

Diketik ulang oleh: Nadwah Dirosatil 'Uluum Al Islaamiyyah.
  • Digg
  • Delicious
  • Facebook
  • Google
  • Furl
  • Reddit
  • StumbleUpon
  • Technorati
  • Tidak ada komentar:

    Posting Komentar